. FazthaBlog: Ketika The Holy Qur’an DILECEHKAN

Kamis, 19 Mei 2011

Ketika The Holy Qur’an DILECEHKAN


Ketika The Holy Qur’an
DILECEHKAN
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al_Quran. Dan sesungguhnya Kami benar-benarmenjaganya.”
(QS. AL-Hijr:9)
 
Mohammed Mazsous tak pernah tahu mengapa ia ditangkap. Warga maroko yang tengah berada di Pakistan itu hanya tahu bahwa dunia masih shock setelah dua menara kembar WTC dihantam dua pesawat komersil berbadan besar, 11 September 2001. Ia tiba-tiba disergap dan tanpa diadili harus mendekam dibalik dinding tebal penjara Guantanamo, Kuba. Penjara milik AS itu kemudian menghadirkan drama pilu yang menyanyat kecil-kecil hati Mazaous.

Seperti lazimnya tawanan, Mazaous mendapat siksa fisik yang membuat tubuhnya babak-belur. Tapi Mazaous merasakan sakit yang jauh lebih berat, saat siksa yang diterimanya menyerang nurani dan hatinya. Matanya menyaksikan sendiri bagaimana Al-Qur’an, kitab suci yang diyakininya dilecehkan para interogator yang bertugas di penjara berpenghuni mayoritas tahanan Afghanistan itu.
Mereka merobek dan melemparkannya. Mereka mengencingi dan menginjaknya,” ujarnya pilu sebagaimana dikutip Los Angeles Times.
Kami memohon kepada mereka agar tidak melakukan itu, tapi mereka melakukannya lagi dengan lebih buruk,” ujarnya lagi.
Penggalan kisah ini mengikuti kisah-kisah menggemparnya sebelumnya yang dilansir majalah Newsweek, 9 mei 2005 tentang pelecehan Al-Qur’an di penjara Guantanamo. Hampir di semua Negara muslim reaksi keras bermunculan. Di Afghanistan dilaporkan aksi protes berjalan dengan tensi yang amat tinggi. 19 orang pemrotes dilaporkan tewas sementara ratusan lainnya luka-luka. Aksi-aksi ini kemudian kita ketahui memerahkan telinga otoritas pertahanan Amerika Serikat (AS), hingga mereka melalui juru bicara Pentagon, Lawrence Di Rita, mengklarifikasi pemberitaan itu. Pihak Newsweek kemudian juga mengeluarkan klarifikasi bahwa yang mereka beritakan tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
RUSDHIE
Belakangan, barulah pihak militer AS melalui laporan investigasi yang dibacakan Komandan penjara Guantanamo, Brigjen Jay Hood, mengakui telah terjadi 5 insiden pelecehan Al-Qur’an. Rincian laporannya: Al-Qur’an ditendang , diinjak, dikencingi, dan dibahasi dengan air dalam insiden itu. Hasil investigasi ini menjadi laporan yang menghebohkan di awal Juni 2005.
Kasus Guantanamo merupakan kasus terbesar kedua yang berkenaan dengan penodaan Al-Qur’an dalam dua dekade belakangan. 17 tahun lalu kasus mrnghebohkan lain terjadi di London. Tanggal 26 September 1988. Dunia tersentak saat Viking Penguin menerbitkan The Satanic Verses (ayat-ayat setan) karya penulis ternama Salman Rusdhie. Judul buku Rusdhie amat provokatif, sebab memelesetkan kata-kata The Quranic Verses (Ayat-ayat Al-Qur’an).
Di hamper semua Negara berpenduduk muslim, peredaran buku tersebut dilarang, termasuk Indonesia. Sebagaimana kasus Guantanamo, korban pun jatuh. Enam orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam aksi protes di Islamabad, Pakistan, 12 Februari 1989 dua hari kemudian, bertepatan dengan hari Valentine, Teheran mempublikasikan fatwa Ayatullah Khomeini yang menjatuhi Slaman Rusdhie hukuman mati. Sepuluh hari berselang, 14 orang demonstran terbunuh di tangan polisi India dalam aksi protes Bombay, tempat kelahiran Rusdhie.
Protes keras di dua kasus pelecehan Al-Qur’an tersebut amat logis adanya. Bahkan, dedengkot kafir Quraisy yang kemudian diampuni Nabi SAW dalam peristiwa Fath Makkah, Ikrima bin Abi Jahal, diriwayatkan umat gusar jika melihat lembaran bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an terserak dan tampak tersia-sia. Ikrima segera akan memungutnya selembar demi selembar seraya berujar keras, “Ini adalah kalam Tuhanmu! Ini adalah kalam Tuhanmu! Membesarkan kalam Allah berarti membesarkan Allah.
ISYRAT
Penghormatan Al-Qur’an sendiri dalam Islam merupakan penghormatan yang tak main-main. Sedemikian besar penghormatan itu hingga Islam mengenal tatacara tersendiri dalam memperlakukan Al-Qur’an. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengatakan, adab memperlakukan al-Qur’an berada pada wilayah lahir dan batin
Kita disunnahkan berwudhu dan bersih dari najis, meletakan Al-Qur’an di tempat tinggi dan bersih, berpakaian baik, serta menghadap kiblat setiap kali ingin membaca Al-Qu’ran, sebagai adab lahir terhadap kalam Allah itu. Sementara adab batin berhubungan dengan sikap spiritual dan ruhaniah. Kita harus memasrahkan dan mengsungguhkan hati dalam memahami makna Al-Qur’an hingga cahayanya meresap ke jiwa.
Setiap muslim yang marah mendengar Al-Qur’an dilecehkan di Guantanamo menandakan Al-Qur’an dicintai oleh muslim itu. Namun juka kejadian itu ditarik lebih dalam , ada semacam isyarat Allah yang bersuara. Barangkali kejadian di Guantanamo itu juga teguran bagi kita. Sudahkah kita sebagai umat yang diwarisi kitab suci itu menghormati kalam Allah itu dalam keseharian kita? Dan apakah kita juga telah cukup baik memaknainya, sementara setiap hari Al-Qur’an lebih sering diam di almari dan laci meja?
Semoga Allah mengampuni kita. Waallahu a’lamu bishshab.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar